Rabu, 29 September 2021

Aksi Nyata Modul 3.1

 

PELAKSANAAN PTS DIUNDUR BAIK DEMI SEMUA PIHAK

Mulyadi Sugiansar (CGP Angkatan 2 Kab. Lebak)

 

1. Latar Belakang Aksi Nyata

Seiring dengan kegiatan Penilaian Tengah Semster saat ini, guru di SMPN 3 Cibeber yang rata-rata berstatus honorer dan telah mendaptar dalam seleksi penerimaan ASN PPPK. Tentu saja ini pun akan sangat menguras pemikiran guru. Artinya saat ini guru dihadapkan pada dua hal yang memerlukan fokus dan konsentrasi, yakni persiapan UTS semester dan persiapan tes ASN PPPK. Dari masalah tersebut dapat dipastikan penyiapan perangkat PTS akan jauh dari yang diharapkan. Mengingat 72 % guru di SMPN 3 Cibeber akan fokus pada persiapan mengikuti seleksi ASN PKK, sedangkan waktu tesnya bersamaan dengan tagihan perangkat yang harus dipenuhi di bidang kurikulum. Dari hal ini jelas membutuhkan pengambilan keputusan yang harus menguntungkan semua pihak.  

Muncul Dilema Etika dalam kasus ini, ada kesenjangan antara fokus menyiapkan diri dalam mengikuti tes ASN PPPK dengan pemenuhan penyiapan perangkat PTS yang akan dilaksanakan, di mana PTS akan dilaksanakan setelah proses seleksi guru PPPK. Yang menjadi benturan adalah saat 72% guru fokus menyiapkan diri mengikuti tes, saat itu pula mereka harus fokus menyusun dan menyelsaikan perangkat PTS yang diperlukan sebagai syarat pelaksanaan UTS. Maka saya mengkomunkasikan dengan kepala sekolah dan rekan-rekan guru agar PTS diundur ke minggu berikutnya dan teman-teman peserta tes ASN PPPK dapat fokus serat dapat memenuhi kewajibannya kepada panitia untuk menyusun prangkat PTS.

Menanggapi latar belakang dilema etika di atas maka penulis mencoba menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penyelesaian dilema dan 9 langkah pengujian keputusan untuk menganalisis kasus tersebut.

2. Tujuan Aksi Nyata

    Aksi Nyata ini dilakukan untuk mendapatkan keputusan yang tepat yang menguntungkan semua pihak.

 

3. Proses Aksi Nyata yang dilakukan

Menanggapi latar belakang dilema etika di atas maka penulis mencoba menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penyelesaian dilema dan 9 langkah pengujian keputusan untuk menganalisis kasus tersebut. Adapun proses yang dijalankan adalah pertama melihat kasus tersebut dari 4 Paradigma pengambilan keputusan: 

Paradigma:

Paradigma yang diambil dari kasus tersebut adalah Individu melawan Masyarakat, yaitu guru peserta tes ASN PPPK dengan panitia pelaksana PTS di SMPN 3 Cibeber.

Prinsip:

Adapun Prinsip yang mendasari pemikiran dalam pengambilan keputusan dilema etika kasus tersebut adalah  Berpikir Berbasis Peraturan (Rule Based Thingking), Peraturan yang ada meminta agar setiap guru memenuhi kewajibannya untuk menyusun prangkat atau program PTS sesuai yang diminta panitia, tapi guru yang mengikuti seleski tes ASN PPPK mendapat kendala karena harus fokus pada persiapan mengikuti tes.

 Dari 9 Langkah Pengujian Keputusan didapat hasil analisis:

1)      Nilai-nilai yang saling bertentangan:

Menurut saya nilai-nilai yang bertentangan disana adalah antara Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)  kebenaran bahwa semua guru harus fokus dan mempersiapkan diri mengikuti seleksi ASN PPPK dan kewajiban menyusun dan menyiapkan Program PTS di sekolah.

2) Yang terlibat dalam situasi tersebut diantaranya

Guru yang jadi peserta seleksi ASN PPPK, Panitia UTS, Wakasek Kurikulum, Kepala Sekolah, dan Peserta didik

3) Fakta-faktyang relevan dengan situasi tersebut.

Faktanya yang ditemukan dalam situasi ini adalah melakukan skala prioritas terhadap tugas dan masalah yang harus dilasanakan dalam waktu bersamaan. Kemudian fakta lainnya adalah guru yang menjadi perta tes meminta agar pelaksanaan PTS diundur.

4) Pengujian Benar Salah

a)      Dalam Situasi ini tidak ada aspek pelanggaran hukum  (Uji legal) pelanggaran hukum jelas tidak ada karena keputusan yang diambil tidak melanggar hukum apapun

b)      Dalam situasi ini tidak ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi (Uji regulasi) Terkait profesinya tidak ada pelanggaran kode etik

c)      Berdasarkan perasaan dan intuisi saya, tidak ada yang salah dalam situasi ini. (Uji intuisi), keputusan skala prioritas yakni fokus pada persiapan untuk mengikuti tes ASN dan pelaskaan PTS diundur agar guru menyusun prangkat PTS tepat guna.

d)            Bila keputusan saya dipublikasikan di halaman depan koran adalah saya merasa tidak perlu untuk dipublikasikan.

e)    Kemungkinan keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola saya mungkin sama keputusannya dengan apa yang saya ambil.

5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

Situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma yang terjadi pada situasi tersebut adalah:

Kebenaran Lawan Kesetiaan (Truth vs Loyalty) yaitu bahwa semua guru yang akan mengikuti tes ASN harus tetap mempersiapkan diri dan kesetiaan bahwa ia harus tetap menyusun perangkat PTS yang diminta panitia.

6) Melakukan Prinsip Resolusi

Menyelesaikan dengan prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) dan Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

7) Investigasi Opsi Trilema

Penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah pada kasus ini yaitu: Ide untuk mengundurkan waktu pelaksanaan kegiatan PTS.

8) Buat Keputusan

Untuk membuat suatu keputusan membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya. Maka saya akan tetap konsisten dan tanggungjawab baik saat ini ataupun di kemudian hari.

9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Saya akan melihat kembali proses pengambilan keputusan dan mengambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. Dalam hal ini situasi yang  dihadapi adalah pengambilan keputusan untuk tetap melaksanakan tugas saya sebagai guru mapel dan menyiapkan Program PTS dan tetap fokus untuk mengiuti tes agar mednapat status ASN. Setelah keputusan diambil dan hasilnya direfleksikan, keputusan dirasakan tepat sebagai satu solusi jalan keluar.

 4. Hasil Aksi Nyata

   Hasil dari aksi nyata yang dilakukan adalah terpenuhinya kewajibana untuk menyusun perangkat PTS dan menyerahknnya kepada Panitia serta tetap fokus menyiapkan diri untuk mengikuti tes selesksi ASN PPPK.

  5. Perasaan setelah Melakukan Aksi Nyata

      Saya merasa senang karena masalah Dilema Etika yang saya hadapi mendapatkan solusi jalan keluar dengan terlebih dahulu menggunakan pertimbangan 4 Paradigma, 3 Prinsip yang mendasari pemikiran saat mengambil keputusan dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Jalan keluar yang diputuskan dirasakan tepat dimana teman-teman tetap dapat dan bisa menyiapkan diri untuk mengikuti tes dan dapat menyerahkan program PTS kepada panitia sesuai harapan.

 

6. Pembelajaran yang didapat dari Aksi Nyata

     Pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan aksi nyata adalah menjadi lebih tenang saat menghadapi permasalahan yang muncul dalam bentuk Dilema Etika, yang membuat kita kesulitan mengambil keputusan yang tepat karena ada dua sisi yang harus diperhitungkan dan dipertimbangan dengan matang. Melalui Materi Modul Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran saya merasa mendapatkan bekal untuk dipakai dalam mengatasi masalah yang saya hadapi ke depannya.

 7. Penerapan ke depan (Future)

    Rencana Tindak Lanjut Aplikasi penerapan dari ilmu yang saya pelajari dari Modul 3.1 Materi Pengambilan keputusan sebagai Pemimpin pembelajaran, 4 Paradigma, 3 Prinsip, 9 langkah pengujian keputusan semoga bisa terapkan dalam kegiatan saya sehari-hari baik dalam kehidupan di rumah maupun dalam pekerjaan saya di sekolah. 

Visula Rapat Pengambilan Keputusan



Visual Perangkat PTS




Kamis, 09 September 2021

3.1.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 17_CGP

 

Model Discroll

 Mulyadi Sugiansar, CGP Angkatan 2 Kab. Lebak

Fasiitator:

PUR INDRATMI, Dr.

 

Kelompok Asuhan Ibu Pur Indratmi

What?

So What?

No What?

Deskripsi peristiwa yang terjadi

Analisis peristiwa yang terjadi

Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi

 

What? (Apa yang saya alami)

Pada minggu ini kegiatan memasuki paket modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Kegiatan dilakukan dengan dimulai pre tes dilanjutkan dengan mulai diri dalam menggali potensi dan kemampuan CGP berkaitan dengan kemampuan keputusan, eksplorasi konsep mandiri dan berdiskusi melalui analisis viseo yang bertema permasalahan dilema etika dan bujukan moral. Kemudian di ruang kolaborasi, fasilitator membagi CGP menjadi beberapa kelompok diskusi untuk diskusi tentang pengambilan keputusan berdasarkan kasus nyata dari ligkungan dan pengalaman yang dikaitkan dengan dilema etika dan bujukan moral melalui paradigma diema etika, prinsip dan 9 langkah pengambian keputusan serta pengujian keputusan tersebut.

 So what? (Bagaimana perasaan saya)

Melalui pembelajaran modul ini, saya merasa tertarik dan mendapat pengalaman baru serta pemahaman bagaimana pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajar melalui studi beberapa kasus.

 No what? (tindak lanjut dari dari peristiwa yang terjadi)

Dari materi yang didapat pada minggu ini menjadi referensi yang sangat penting untuk diterapkan di sekolah sebagai pemimpin pembelajaran. pengambilan keputusan berdasarkan kasus nyata dari ligkungan dan pengalaman yang dikaitkan dengan dilema etika dan bujukan moral melalui paradigma diema etika, prinsip dan 9 langkah pengambian keputusan serta pengujian keputusan menjadi acuan dan dasar bagi saya untuk mengambil keputusan yang tepat dan bertanggungjawab serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Rabu, 08 September 2021

Koneksi Antarmateri Modul 3.1

Mulyadi'S
Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap memiliki pengaruh terhadap bagaiamana pengambilan sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang diambil.

Pratap Triloka yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara yang terkenal  dengan semboyan ing ngarso sung toladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri Handayani  artinya di depan memberi teladan, tengah membangun motivasi/dorongan, dibelakang memberi dukungan.  Berdasarkan hal tersebut diatas guru sebagai pemimpin pembelajaran sudah sepatutunya menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh terhadap prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan.

Pada prosesnya “menuntun” anak akan diberi kebebasan  namun guru sebagai pamong dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahanyakan dirinya. Seorang pamong dapat memberikan tuntunan  agar anak menemukan kemerdekaan dalam  yang akan berdampak  keputusan yang tepat  dan bertanggung jawab. Guru sebagai pemimpin pembelajaran tentu pernah mengalam idilema etika atau bujukan moral pada sebuah keputusan yang diambil saat menangani kasus murid  atau rekan sejawat  komunitas di sekolah, dengan mempertimbangan nilai benar vs benar (situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan diamana dua pilihan itu secara moral benar tetapi bertentangan), benar vs salah (seseorang membuat keputusan antara benar atau salah)

Kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping dalam proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini bisa dibantu oelh sesi coaching yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Dalam aspek pembelajaran dikelas guru sebagai pembawa agen perubahan harus bisa mengetahui kebutuhan belajar murid sekaligus sebagai memberi contoh yang baik bagi siswa memahami karakter belajar siswa serta kondisi social emosional sebagai pemimpin pembelajaran dikelas. Dalam hal ini juga untuk terciptanya profil pelajar Pancasila siswa  harus bisa menyelesaiakan sendiri persoalan belajarnya di kelas yang merupakan dilemma bagi mereka, dan di sinilah penting pendekatan Coaching, dimana guru sebagai coach memberi pertanyaan pemantik yang akan dijawab oleh siswa untuk menyelesaikan sendiri setiap persoalan yang dilaminya terutama yang merupakan dilema baginya. Guru sebagai pemimpin pembelajaran selalu bersedia meluangkan waktu jika siswa membutuhkan, atau jika meihat ada perubahan belajar yang menurun pada siswa. Coaching dan itu tidak terlepas dari komunikasi yang baik antara coach dan coachee, Harapan coaching dapat mengatasai masalah belajar siswa.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang focus pada masalah moral atau etika kembali nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik

Seorang pendidik harus bisa melihat bagaiamana persoalan tersebut apakah merupakan dilemma etika atau merupakan bujukan moral, nilai-nilai yang yang akan diambilpun merupakan nilai yang merupakan proses kegiatan yang merupakan titik temunya adalah sebagai pemimpin pembelajaran tetap dengan berbagai cara akan menuntun siswa tersebut kearah yang lebih baik dalam pengambilan keputusan. Keptusan yang diambil merupakan keputusan yang bertanggung jawab.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran  tentunya akan berdampak postif, aman, dan nyaman apabila kita bisa melihat kondisi saat mana kita akan mengambil sebuah keputusan yang tentu yang jika itu adalah dilemma maka kita bisa meminimalisir delema tersebut agar dalam pengambilan yang bersifat dilemma itu tidak terlalu berpengaruh. Dan jika merupakan suatu bujukan moral kita harus pandai bahwa hal yang dilakukan salah dan nantinnya guru sebagai pemimpin pembelajaran akan dengan bijak membuat keputusan namum tertap membinmbing anak menujuh ke pengambilan keputusan tepat baik untuk guru maupun untuk siswa. Dalam hal ini siswa tetap merasa bahwa guru adalah seorang pemimpin yang mampu membuat situasi kondusif, aman dan nyaman di lingkungan sekolah maupun sekitarnya.

Apakah kesulitan di lingkungan  Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan  terhadap kasus-kasus dilemma etika ini? Apakah ini kembali kemasalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Sebagai makluk social dan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan suatu keputusan tidak akan luput dari dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika merupakan  situasional, yaitu antara benar-benar  memegang  aturan demi suatu keadialan. Namun terkadang kita susah membedakan mana yang merupakan dilema etika dan bujukan moral, misalnya saja kasus berbohong yang sudah pasti merupakan tindakan salah , meskipun tujuannya baik tetap saja merupakan kesalahan.   Adapun hal yang perlu diperhatikan  sebelum mengambil sebuah keputusan dalam dilema etika, 4 paradigma,

1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Selain itu ada tiga prinsip yang yang membantu menghadapi pilihan yang penuh tantangan (Kidder, 2009. Hal 144) ketiga prinsip itu adalah:

1. Berpikir berbasis hasil akhir (ends-based Thingking)
2. Berpikir berbasis peraturan (rule base thingking)
3. Berpikir berbasis rasa peduli (care base thingking)

Dan bagaimana cara mengujinya? Ini adalah  9 langkah yang telah disusun secara berurutan

1. Mengenali ada nilai-nilaia yang saling bertentangan dalam situasi ini
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
4. Pengujian benar atau salah (Uji legal, Uji Regulasi/Standar Profesiaonal, Uji intuisi, Uji halaman Depan Koran, Uji Panutan/Idola )
5. Pengujian paradigm benar atau salah
6. Prinsip pengambilan keputusan
7. Investigasi Opsi Trilema
8. Buat keputusan
9. Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan

 Pengaruh pengambilan keputusan  dengan pembelajaran yang memerdekakan murid kita?

Sebagai seorang pendidik yang merupakan salah satu calaon guru penggerak  saya merasa terbantu dengan penjelasan materi dari modul 3.1 sebab sebelumnya kita sering menemukan dilema namun kita belum bisa mamaneg sebuah keputusan dengan baik baik terutama saat menemuka masalah belajar pada siswa, dengan semua materi yang telah dipelajari dari modul pendidik sudah seharusnya meberikan keputusan yang bersifat positif, membuat siswa merasa nyaman, dan tenang. Semuanya dilakukan untuk  memerdekan siswa dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan belajar mereka.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Dengan memberi nilai-nilai positif, menciptakan rasa nyaman pada siswa merupakan motivasi seorang pendidik  dalam mengambil keputusan. Seorang pendidik dengan berbagai cara pasti akan memberikan yang terbaik untuk siswanya oleh karena itu keputusan yang baik pula untuk perkembangan siswanya.

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran  modul materi ini dan keterkaitan dengan modul-modul sebelumnnya.

Kesimpulan akhir terkait modul 3.1

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya merupakan suatu tidak terpisahkan untuk mencapai kemerdekaan dalam belajar pada murid, Ki Hajar Dewantara dalam menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya  sendiri, sekolah maupun masyarakat. Selain itu juga dimana proses pembelajaran di seorang pendidik harus bisa melihat kebutuhan belajar pada anak serta mengelolah kompertensi social emosional dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Pendekatan Coaching juga merupakan salah satu pendekatan yang  membantu siswa dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri dan hal inilah yang merupakan salah satu trik sebagai seorang pendidik bisa mengetahui permasalahan yang dialami oleh siswa lewat pertanyaan-pemantik saat coaching. Sebagai seorang guru penggerak juga harus mengetahui permasalahan yang dialami oleh rekan sejawat dalam proses pembelajaran dan coahing dapat menemukan jawaban atas setiap pertanyaan untuk menemukan solusi maka terciptalah budaya postif pada lingkungan belajar di sekolah dan komunitas praktisi. Para pendidik yang mampu membuat keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan cita-cita guru masa depan, dan proses pengambilan keptusan berdasrakan dilema etika.