Pagelaran Seni dan Kebersamaan
![]() |
Lengseran, untuk menjemput Kasepuhan dan Kepala Desa |
Selain rentetan acara
yang berupa ritual dan diskusi, dalam upacara seren taun Kasepuhan Cibengkung
Desa Citorek Barat, taun 2017 cukup berbeda pelaksanaannya dengan tahun-tahun
sebelumnya. Terdapat beberapa pagelaran seni yang sengaja didatangkan dari kota
Depok. Pimpinan rombongan seni yang mengisi acara pagelaran seni merupakan
putra asal Citorek. Memang telah menjadi
tradisi apabila seren taun tiba, maka putra Citorek yang bermukim di luar
Citorek akan pulang untuk memenuhi kewajibaanya terhadap lemah caina.
![]() |
H. Sumawijaya, Saatmemberikan sambutan |
Pada upacara seren
taun Kp. Cibengkung 2017, benar-benar ada yang beda. Pertama, penyelenggaraan seren taun sangat meriah dengan hadirnya
rombongan seni yang berasal dari Yayasan Sumarno Kota Depok di bawah asuhan Inohong
Kp. Cibengkung, yakni H. Igun Sumarno, M.Sc yang saat ini menjadi Wakil Ketua
DPRD kota Depok. Ia madsalah putra Citorek yang telah sukses sebagai politisi
dan pengusaha di kota Depok. Kedua,
hadir pula dalam seren taun sekarang ini, Dr. H. Sumawijaya, M.Si. Beliau
tampil di tengah masyarakat dengan memberikan wejangan kepada masyarakat
Kasepuhan Cibengkung sebelum pentas seni di mulai. Ia adalah putra Citorek yang
saat ini menjabat sebagai Kepala BPNPB Propinsi Banten. Ketiga, yang paling
menarik adalah adanya reaktualisasi nilai-nilai luhur dalam seren taun yang
makin kokoh dalam kehidupan masyarakat Cibengkung. Kekuatan kebersamaan sangat
nampak antara tokoh kasepuhan Cibengkung, pemerintah Desa Citorek Barat, tokoh
agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat.
Upacara seren taun Kp.
Cibengkung 2017, jika kita cermati secara mendalam telah mengaktualisasikan nilai-nilai
positif untuk manusia dan kebudayaannya. Nilai disini antara lain nilai
kebersamaan, nilai kesatuan, gotong royong, religiousitas, nilai pelestarian
budaya.
Nilai kebersamaan
tercermin dalam berkumpulnya masyarakat adat Cibengkung yang bersatu mengadakan
upacara seren taun sebagai simbol syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai
gotong royong terlihat pada saat masyarakat Cibengkung saling membantu dan bahu
membahu dalam menyiapkan yang akan dibutuhkan untuk seren taun agar upacara
tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Nilai kesatuan
tercermin bahwa dalam upacara seren taun pendukung upacara ini tidak hanya satu
lingkungan masyarakat saja (yang tinggal di Cibengkung). Dalam perayaan upacara
ini hadir pula masyarakat adat Cibengkung yang tinggal di luar daerah lain untuk
ikut memeriahkan. Mereka bercampur baur dalam prosesi upacara seren taun ini.
Dengan kata lain, upacara seren taun pun mengambil andil dalam langkah
memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat.
Nilai religiusitas
tercermin dalam doa bersama yang dilakukan masyarakat Cibengkung. Mereka berdoa
bersama sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan karunia kepada masyarakat cigugur dalam kegiatan sehari-hari mereka
yaitu bertani (agraris).
![]() |
Kades dan Ibu, Desa Citorek Barat |
Nilai yang saya
anggap paling penting dalam seren taun ini adalah nilai pelestarian budaya.
Seren taun secara tidak langsung turut pula mengambil andil dalam proses
pemeliharaan eksisitensi sebuah produk kebudayaan. Paling tidak seren taun
sedikit agak memperpanjang eksistensi sebuah produk budaya dari ambang
kepunahan. Semoga dengan upacara seren taun 2017 di Cibengkung, kita semakin
menyadari bahwa kebudayaan asli kita (Citorek) lebih berharga daripada
budaya-budaya baru. Karena pada akhirnya apabila kita telah kuat dalam budaya
asli kita, maka nasib kebudayaan dan produk budaya didalamnya akan tetap
terjaga eksistensinya sampai kapanpun
Manusia dan Etika, Estetika, Religius
Upacara
seren taun yang selalu dilakukan oleh masyarakat Kp. Cibengkung Desa Citorek
Barat yang termasuk komunitas Adat Kasepuhan Citorek, merupakan sebuah
peristiwa budaya yang di dalamnya ada keseimbangan antara etika, estetika, dan
religi. Di dalamnya sarat dengan unsur-unsur kesenian yang menjadi alat
ekspresi, alat komunikasi, dan alat pemersatu masyarakat. Seni dalam upacara
seren taun diperlakukan sebagai sebuah media yang sangat strategis untuk
mempersatukan masyarakat yang multicultur. Seni sebagai alat pemersatu sangat
tepat digunakan dan sebagai media pembentukan manusia untuk berperilaku saling
menghormati, saling menghargai, bergotong royong, berlaku ikhlas, pasrah,
selalu mengingat sang pencipta, dan lain sebagainya.
Manusia
mengenal etika dan estetika maka terjadilah sebuah bentukan upacara untuk
mendekatkan diri kepada yang kuasa sebagai realisasi dari keyakinan diri.
Manusia sebenarnya mampu mengevaluasi dirinya untuk menunjukkan bahwa manusia
berbudaya. Bila evaluasi itu muncul setiap saat tentu perkembangan budaya akan
semakin baik, semakin terarah, semakin menunjukkan eksistensinya dalam
menghargai hidup yang tidak akan lepas dari hubungan manusia dengan manusia,
alam dan Tuhannya. Upacara seren taun di dalamnya sarat dengan nilai-nilai
lokal genius untuk membangun kebersamaan antar masyarakat.
Pada hakikatnya
upacara adat Seren Taun yang dilaksanakan masyarakat Kp. Cibengkung Desa
Citorek Barat, selain wujud budaya spiritual masyarakat khususnya dalam
bersyukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, tetapi juga sebagai “panggeuing” atau “wujud spiritual penggugah” kesadaran
bagi setiap manusia yang harus saling “asih, asah, asuh” dengan
sesama manusia dan semua makhluk dan ciptaan Tuhan. Selain itu juga untuk
membangun kesadaran sebagai suatu masyarakat yang memiliki akar budaya yang
sama.
Salah satu pikukuh kasepuhan menyebutkan bahwa
dalam diri manusia mengandung tiga (Tri) unsur spiritual berupa sir, rasa dan pikir. Sir adalah awal mula getaran kehidupan yang
menggerakan berbagai hal dalam diri manusia. Rasa adalah
bentukan getaran sir sebagai tempat berbagai macam
keinginan. Pikir adalah bentukan getaran
sir yang menimbulkan berbagai upaya yang akan dilakukan. Panca sebagai pemaknaan bahwa adanya berbagai
dorongan dari ketiga unsur tadi diimplementasikan dalam berbagai panca inderawi
yang ada dalam diri manusia. Tunggal memiliki
makna bahwa segala daya upaya gerak dan perilaku manusia dalam kehidupannya
semata-mata dilandaskan pada kesadaran diri dalam ketunggalan bersama Tuhan
Yang maha Esa. Sehingga pelaksanaan upacara adat Seren Taun yang selalu
dilaksanakan Kp. Cibengkung itu diorientasikan agar setiap pelaku kegiatan
upacara berupaya untuk mencapai kesempurnaan selayaknya sebagai manusia yang
berkepribadian “manusia”.
Cag... Pun sapuun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar